Kamis, 27 Desember 2012

RUMIT

Saya rasa blog ini jauh sekali dengan cerita-cerita cinta,bukannya saya anti cinta ato apa tapi kadang saya tidak begitu tertarik dengan apa yang dinamakan cinta. Ya cinta memang kisah dua pasang anak manusia yang konon katanya anak manusia yang memiliki perbedaan kelamin (ini normalnya). Tak tau mengapa, malam ini, detik ini ingin sekali bercuap-uap tentang cinta.
Sebenarnya apa ya definisi cinta itu? Apakah cinta itu dapat dibuktikan secara ilmiah?
Mengapa banyak orang yang mengagung-agungkan cinta?
Padaal tidak banyak diantara mereka yang selalu tersiksa, tersakiti, dan ter-ter yang lain oleh cinta.
Tidak selamanya apa yang dinamakan cinta itu inddah kan????
Ada sebuah kisah yang tau entah darimana datangnya, kisah tiga anak manusia yang sedang merumitkan cinta.
Apakah mereka paham tentang definisi cinta yang sebenarnya saya juga tak tahu.
ketiga anak manusia itu adalah bulan, bhaskara, dan bagaskara. Secara linguistik nama-nama itu hampir memiliki kemiripan makna. Lihat saja secara tak sengaja nama mereka adalah anggota dari gugusan satelit-satelit. Bulan merupakan satelit bumi, Bhaskara dan Bagaskara itu dalam makna bahasanya adala matahari yang merupakan satelit terbesar.
Memulai cerita ini sama seperti memulai menemukan jarum di tumpukan jerami, sunggu sulit, saya sendiri ak tau harus memulai dari mana.
Menemukan awal cerita ini merupakan awal yang cukup baik walaupun isinya nanti sangat tak sesuai angan-angan saya, kadang jemari saya pada saat memainkan dan menari di atas keyboard berlawanan dengan pikiran yang sedang melayang-layang di benak.
Kisah ini berawal dari perkenalan singkat di sebuah kantor produksi antara Bulan dan Bhaskara. Perkenalan itu hanya menyisakan sebuah nomor telepon seluler milik Bulan. Ceritanya tak menarik siih tapi dengan cerita ini kita akan belajar bagaimana sebenarnya definisi cinta itu.
Perkenalan yang singkat itu beranjut di sebuah SMS, hanya sekadar SMS yang mnghubungkan anatar keduanya. Lambat laun keduanya mulai membagi akun-akun di media sosial yang mereka miliki. keterbiasaan berkomunikasi membuat Bulan larut akan bualan-bualan Baskara yang bisa dikatakan yaa cowok yang cukkup kece kalau diliat dengan mata telanjang. Bulan menemukan hal yang selama ini ia cari dari sosok Bagaskara lelaki yang sudah cukup lama berada di dalam hidupnya berada dalam diri Bhaskara. Kenyamanan demi kenyamanan dia dapatkan dari diri Bhaskara yang tidak pernah dia temukan dari Bagaskara. 
Hubungan yang, yaa bisa dibilang terlarang itu cukup mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kasih sayang yang diberikan Bhaskara kepada Bulan membuat Bulan mulai meragukan Bagaskara. Bagaskara adalah sosok laki-laki yang baik, memiliki segalanya, dan yang lebih penting memiliki peluang yang lebih dibanding orang lain di mata orangtua Bulan. Rasa sayang Bagaskara pada BUlan tak kalah hebat dari semua yang dimilikinya. Untuk para kaum hawa Bagaskara ini adala tipe-tipe lelaki masa depan idaman, tetapi berbeda dengan Bulan, dia lebih mulai tak bisa menemukan rasa jika bersama Bagaskara, walaupun Bagaskara selalu mengujani Bulan dengan rasa sayang. Bulan mulai memandang sebelah mata Bagakara, dan Bhaskaralah yang berhasil menggeser nama Bagaskara di hati Bulan.
Cinta terlarang antara Bulan dan Bhaskara diketahui oleh Bagaskara. Bulan yang takut keilangan keduanya harus benar-benar memilih mana yang layak untuk dipilih, di sini ternyata bukan masalah layak atau bukan, tapi masalah masa depan.
Masa depan tak hanya dapat dilihat dari materi atau kemapanan bekerja, masa depan juga bergantung dari restu orang tua. 
Bagaskara sudah mengantongi semua itu walaupun kini cinta Bulan tak berpihak padanya. Bulan tak mammpu lagi menyakiti hati orang-orang terkasihnya, akhirnya pilihan tetap jatuh di Bagaskara.
Bhaskara adalah orang yang menyintai Bulan lebih dari apapun. Cintanya kepada Bulan mungkin tak dapat dimiliki oleh orang lain. tapi keadaan memaksanya untuk mengubur dalam-dalam cintanya itu. Baskara yang tak memiliki kesempatan untuk mendapatkan cinta Bulan tetap bertekad berusaha membuktikan kepada semuanya bahwa dia bisa (bisa membuat Bulan bahagia kelak).
Niat dan kemauan Bulan tak daat diganggu gugat, pilihannya tetap pada Bagaskara, laki-laki yang mau menerima sgala kesalahan terbesar dari Bulan dan tetap akan menyintai Bulan seperti kemarin2 saat Bulan belum melakukan kesalahan.
Di sisi lain hati Bulan masih tertinggal di Bhaskara laki-laki yang mampu memberi warna berbeda di setiap hembusan nafasnya, hidup yang dirasa monoton semenjak kedatangan Bhaskara mulai pudar kemonotonanya itu. Tekanan keadaan membuat dia tak mampu menyakiti hati orang tuanya dn hati Bagaskara yang sudah teramat sangat baik baginya. Mungkin saat ini hanya Bulaan yang tau apa yang dia rasakan dan apa yang membuat dia mengorbankan hatinya untuk sebuah pilihan hidup. Bagaskara, laki-laki yang terlalu bik untuk ditinggalkan dan Bhaskara adala laki-laki yang terlalu kasihan untuk ditinggalkan.